Belajar pada sang Habib,tentang rendah hati hingga budaya cium tangan

"tak kenal maka tak sayang ,jika tak kenal maka ta'aruflah "..
begitulah kata ustadz saya dulu waktu di pengajian rutinan tiap malam jumat .

seiring dengan berkembangnya efek " bersholawat " di daerah tuban khususnya ,dan jawa timur pada umumnya mau tidak mau baik di media sosial maupun di televisi swasta pun sering menayangkannya ,bukan hal yang baru bagi penulis tentang even "bersholawat" itu mengingat dulu juga penulis pernah mengenyam pendidikan di pesantren salaf (tradisional,red ) sebelum akhirnya melanjutkan di pesantren modern .

alhamdulillah ,segala puji pagi Alloh Tuhan seru sekalian alam ,pada malam itu tepat tanggal 18 desember 2017 penulis bisa bertemu dan bersua langsung dengan habib Muhsin bin Ahmad Al hamid di pasuruan ,tepat sebelum acara "karangasem berlangsung " karena beliau hadir habis ashar padahal acara baru di mulai setelah isya' nya ,maka kami sebagai panitia berkesempatan untuk menjamu beliau di tempat yang telah di siapkan sebelumnya ,Habib Muhsin ,begitulah kami memanggil beliau sosok yang kami kagumi karena suara emasnya yang mirip seperti Habib syekh Assegaf ,juga pribadi beliau yang humble ,gaul ,dan tidak nyungkani (jawa,red) ,beliau seolah ingin mengajarkan kami tentang ke tawadhu'an (rendah hati,red) ,bagaimana tidak beliau ibarat artis idola yang banyak di idolakan kawula muda syekher mania (sebutan fans,red) namun masih juga melayani setiap joke dan guyonan kami yang berusaha membuat suasana tidak kaku.
setelah sampai di lokasi acara ternyata baik antusias para panitia maupun penonton(jamiyah,red) begitu besar ,itu terbukti panitia begitu kewalahan membuat pagar betis pengamanan terhadap jamiyah yang ingin berjabat tangan dan mencium tangan beliau.kaejadian ini tentu saja terekam oleh seksi dokumentasi kepanitian ,bahkan bisa menggambarkan begitu hebohnya saat itu .
hehe...tak ingin memperpanjang bahasan ,hanya saja penulis langsung teringat fatwa Kyai kami waktu di pesantren modern dulu ,ada 3 jenis penghormatan kepada kyai (ulama ,red) yang biasanya di terapkan opeh para santri .Pertama adalah para santri yang begitu takut dan patuh pada ulama hingga dalam penghormatannya pun jarak 50 meter mereka tetap menundukkan kepala dan tidak berani menoleh kepada beliau .kedua adalah ketika Para santri ketemu kyainya menundukkan kepala dan mencium tangan beliau ,berharap akan mendapat berkah (ngalap berkah,red) .ketiga adalah para santri yang berjabat tangan dengan kyainya biasa saja ,hanya saja dengan menunduk atau bahkan tidak menjabat tangan beliau cukup menunduk di jarak yang dekat sebagi bentuk penghormatan .
hehe itu hanya analisis penulis saja jangan di buat serius pemirsa ,lagipula logikanya ketika ada 20 orang yang ingin bersalaman dan mencium tangan secara bersamaan maka tentu yang di ajak bersalaman juga akan kewalahan ,belum lagi masalah hati tentu sedikit akan ada kebanggaan dan kesombongan karena begitu di "wah" kan oleh banyak orang.
mengutip dawuh Rois syuriah NU jatim kala haul Sunan Bonang dahulu "Hormatilah para Habib dan Ulama' anda ,karena Habib adalah keturunan dari Rosululloh Muhammad SAW ".

oh ya ,sedikit saran bagi anda yang belum pernah ikut even" bersholawat" cobalah sesekali meluangkan waktu untuk ikut ,rasakanlah sensasinya ,dan merasakan manfaatnya untuk siraman rohani anda.
semoga bermanfaat 😱

Comments

Popular posts from this blog

diapit dua perusahaan raksasa,karangasem punya pesona

antisipasi musim buwuhan yang membuat pengeluaran membengkak

Kupatan ,tradisi di Tuban menyambut Bulan Ramadlan