memberi ketika cukup itu biasa ,kalau di kala masih butuh itu baru luar biasa

pagi yang indah sayang kalau harus melewatkannya hanya berdiam diri di rumah ,apalagi waktu setelah subuh ketika kantuk terasa begitu mendera seakan memaksa untuk tidur lagi sehabis subuh ,namun jika itu di lakukan ketika bangun badan akan terasa lemas dan malas untuk memulai aktifitas.hal yang sebaiknya di lakukan adalah lari pagi ataupun bersepeda menghirup segarnya udara pagi.

pagi itu entah kenapa tiba tiba penulis ingin berjalan jalan di pematang sawah menikmati hijaunya pohon jagung dan pohon padi yang telah mulai menguning ,karena kelelahan sehabis mengelilingi sawah penulis berteduh di sekitar pohon mangga di area sekitar situ ,tak lama berselang ada beberapa orang yang lewat dan kami pun saling bertegur sapa hingga tak berapa lama kemudian muncullah seorang wanita setengah baya yang kebetulan menggendong sesuatu di pinggulnya dengan pakaian khas orang desa ,tanpa penutup kepala juga tanpa alas kaki ,dengan sedikit berbasa basi penulispun menyapanya dan berbincang bincang sekedarnya saja untuk mencairkan suasana yang sedikit lenggang karena hari telah beranjak siang.
mbah rah ,begitulah beliau biasa di panggil ,perempuan asli desa karangasem ,kecamatan jenu ,tuban ,yang menurut informasi tinggal di tegalan ,lokasi yang jauh dari pemukiman ,tiap hari ia harus berjalan sekitar 1 kilometer ke arah pasar desa hanya dengan kaki telanjang tanpa alas padahal harus melewati rerumputan liar dan kerikil tajam yang ada di jalan setapak menuju gubugnya ,belum banyak informasi yang berhasil di himpun oleh penulis tentang keluarga dan kisah lika liku hidupnya ,yang sempat kami potret adalah bagaimana beliau berusaha menyambung hidup dengan mencari aneka sayuran yang ada di sekitar gubugnya ,kemudian menjualnya ke pasar desa merkawang kecamatan tambakboyo yang berada persis bersebelahan dengan desa karangasem.
maka tak heran jika kami kadang berpapasan dengan beliau ketika sedang memetik daun kangkung yang tumbuh luar di sekiatar kali.begitulah yang beliau lakukan untuk menyambung hidupnya.
karena usia pula gerak jalannya mulai lambat ,apalagi di tunjang dengan tidak pakai alas kaki menyebabkan rawan terhadap kerikil tajam dan benda berbahaya lain.sungguh ironis ada kehidupan yang demikian di tengah apitan 2 pabrik besar yang ada di sekitar karangasem ,kecamatan jenu tuban.sebagaimana judul di atas alangkah baiknya kita bisa memperhatikan lingkungan sekiatar ,kadang ada yang butuh uluran tangan ,dan ketika kita bisa melihat yang ada di bawah kita akan membuat kita peka dan sadar diri bahwa sesungguhnya kita wajib bersyukur dengan apa yang telah di berikan Tuhan kepada kita yang kadang berlebih ,namun kita masih saja merasa kurang .
maka ulurkanlah tangan anda sedikit kepada orang yang membutuhkan di sekitar anda maka anda akan menikmati esensi dari kehidupan ini .
demikian semoga bermanfaat.

Comments

Popular posts from this blog

diapit dua perusahaan raksasa,karangasem punya pesona

antisipasi musim buwuhan yang membuat pengeluaran membengkak

Kupatan ,tradisi di Tuban menyambut Bulan Ramadlan