Menengok Candi Surowono ,situs sejarah Hindhu budha di bumi Kediri

Berpelisir ke bumi kediri tak elok rasanya jika tak mampir ke situs -situs sejarah disana ,di kecamatan Pare yang hawanya mirip dengan kota Malang senantiasa memberikan atmosfer berbeda ketika mengelilinginya ,aneka pohon besar menjulang yang masih rimbun banyak tumbuh dan dapat di temukan dengan mudah disini.Berkah dari curahan larva panas ketika Gunung Kelud meletus pun sangat bisa di rasakan masyarakat ,terbukti banyak batu besar dan tanah tanah yang subur yang berada di sepanjang alirannya .tanah yang subur pun bisa di lihat dari aneka sayur mayur dan polowijo tumbuh subur yang dapat di lihat dari jalan raya ,juga peternakannya ,banyak bibit ikan yang di pasok dari sekitar sini.
adalah Candi Surowono ,situs sejarah peradaban Hindu -Budha yang ada di kecamatan Pare kabupaten Kediri ,terletak di desa Canggu yang berada di 25 KM arah timur laut dari kota Kediri.
Menurut kitab Negarakretagama Candi Surowono berada di komplek Wishnubuanapura ,yaitu sebuah tempat untuk menghormati Dewa Wishnu yang berada di bawah kekuasaan Majapahit ,dengan ukuran bangunan dasar 7,8 x7,8 meter dengan tinggi 4,6meter menghadap ke arah barat sebagaimana kebanyakan Candi di Jawa Timur.

Sebenarnya untuk apa Candi Surowono kala itu di dirikan ,itulah yang jadi pertanyaan para pengunjung yang kebetulan penasaran dan datang kesana ,berdasarkan informasi dan keterangan dari kitab Negarakertagama pula bahwa Candi ini di bangun untuk pensucian /pendhermaan bagi Wijaya rajasa Bhree wengker ,yang tidak lain dan tidak bukan adalah paman dari Raja Hayam Wuruk dari Kerajaan Majapahit.
Lalu apa yang istimewa dari Candi ini ,diantaranya yaitu banyaknya relief yang terpampang dan terukir di dinding candi ,diantaranya yaitu menceritakan tentang kisah cinta dua sejoli yang bernama Sidapaksa dan Sitanjung ,hubungan yang di bina selama bertahun-tahun akhirnya kandas karena kesalahpahaman diantara keduanya.juga ada relief yang menceritakan bagaimana ada dua saudara Kandung yang sedang mencari pengalaman Spiritual untuk mencapai kesempurnaan ,mereka adalah Babuksah dan Gagang Angling ,yang satu menjalani dengan tapa brata dan puasa ,yang lain menjalani dengan biasa saja memakan makanan yang enak-enak ,namun ketika di uji oleh Bathara Guru dengan wujud harimau yang meminta daging segar keduanya punya jawaban yang berbeda ,Gagang aking menjawab "Tubuhku terlalu kurus untuk kau makan ,nanti kau tidak kenyang " ,sedang Bubuksah merelakan tubuhnya di cabik-cabik oleh harimau ,maka ketika hampir saja sang Harimau mencabik tubuh Bubuksah maka berubahlah ia menjadi sosok Bathara guru dan mengumumkan yang lolos ujian adalah Bubuksah.
Berdasarkan dari salah satu warga sekitar Candi ,Masfufah rata-rata pengunjung yang kesini kebanyakan ketika pas hari libur ataupun hari sabtu dan minggu ,kebanyakan dari para pelajar dan mahasiswa yang sedang belajar bahasa inggris di kampung Inggris Pare .beliau juga menyarankan agar situs -situs bersejarah seperti ini harus senantiasa kita rawat agar kita tidak di cap sebagai bangsa yang melupakan sejarah" pungkasnya .

Comments

Popular posts from this blog

diapit dua perusahaan raksasa,karangasem punya pesona

antisipasi musim buwuhan yang membuat pengeluaran membengkak

Kupatan ,tradisi di Tuban menyambut Bulan Ramadlan