beda lajang dengan yang sudah berkeluarga

dulu ketika masih bujangan kemana mana tiada yang larang ,mungkin hanya ibu yang akan ngomel ngomel ketika terlambat pulang ataupun kelayapan bersama teman teman .lain halnya ketika sudah berkeluarga dan sudah punya keturunan hal yang beda akan terjadi ,ketika kemana mana (selain bekerja ) mesti harus sepengatahuan orang rumah itupun jika ketahuan si kecil harus ada semacam ceremonial yaitu putar putar kampung dulu sebelum di tinggal :-)
namun kedamaian hati jangan di kira ,karena orang yang sudah berkeluarga akan lebih damai hatinya ,setidaknya terhadap gangguan  gangguan luar yang begitu dahsyatnya ,pun juga dengan perekonomian pun terasa cukup walaupun harus di pas paskan :-)

Dari segi finansial sebenarnya sudah cukup, namun selalu timbul was-was ketika ingin menikah. Was-was yang muncul, “Apa bisa rizki saya mencukupi kebutuhan anak istri?” Jika seperti itu, maka renungkanlah ayat berikut ini,

وَأَنكِحُوا اْلأَيَامَى مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَآئِكُمْ إِن يَكُونُوا فُقَرَآءَ يُغْنِهِمُ اللهُ مِن فَضْلِهِ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nuur: 32). Nikah adalah suatu ketaatan. Dan tidak mungkin Allah membiarkan hamba-Nya sengsara ketika mereka ingin berbuat kebaikan semisal menikah.

oke man teman ,yang ingin di tekankan penulis di sini adalah bagaimana pergaulan dengan sahabat yang belum menikah ,sahabat sejak kecil yang kebetulan belum menemukan belahan jiwanya ,hendaknya menjaga hal hal yang dapat menyinggung perasaannya ,apalagi teman yang baik adalah yang bisa memahami bagaimana jalan pikir temannya ,bisa jadi apa yang di pahami teman yg belum nikah berbeda dengan yg sudah nikah ,semisal tentang finansial ,ia belum mengalami bagaimana membagi penghasilan untuk keluarga dan anak anak ,jadi akan sedikit berbeda ketika menghitung pengeluaran.

pesan penulis adalah bagaimana kita bisa menghormatinya layaknya seperti dahulu kala ,walau dengan tetap berpegang pada koridor berkeluarga tentunya 

salam ukhuwah :-)

Comments

Popular posts from this blog

diapit dua perusahaan raksasa,karangasem punya pesona

antisipasi musim buwuhan yang membuat pengeluaran membengkak

Kupatan ,tradisi di Tuban menyambut Bulan Ramadlan