tentang Lintang dan terjalnya jalan menggapai impian

malam di musim kemarau memang hawanya sangat dingin membuat orang yang punya aktifitas malam harus berhati-hati dalam menjaga kondisi badannya .
Anda tentu masih ingat tentang novel "laskar Pelangi " karya Andrea Hirata yang telah di jadikan sebuah film dengan judul yang sama ,anda tentu masih ingat sosok "Lintang " yang ada disana ,di gambarkan sosok anak nelayan yang punya niat dan tekat sekuat baja dalam berjuang untuk bisa bersekolah ,bagaimana tidak ia harus melewati berpuluh-puluh kilo hanya untuk sampai di sekolahnya ,tak jarang ia pun berjumpa dengan binatang buas dan reptil ganas sehingga ia harus putar haluan ataupun menunggu binatang itu lewat.
Sekilas itu sangat hiperbolis (melebih-lebihkan,red) namun apa yang terjadi di tahun 90-an keadaan negara kita memang demiian adanya ,apalagi yang berada di luar jawa tentunya ,di gambarkan pada novel dan film tersebut settingnya berada di Kabupaten Belitung yang masih minim sarana pembangunannya kala itu.
dan terbukti penulis pun mengalami da
n menjumpai kejadian yang hampir mirip seperti itu ,adalah sebuah pedukuhan yang terletak 3 Km dari Desa ,kebetulan hanya ada 1 sekolahan saat itu yaitu Sekolah Dasar sekitaran tahun 1992 ,maka tak heran banyak dari warga pedukuhan tersebut yang tidak tertarik untuk bersekolah mengingat jarak yang jauh dan harus berjalan kaki ,jangan tanya bagaimana kondisi mereka yang bertekad untuk bersekolah ketika pada musim penghujan jalan setapak yang seringkali mereka lalui penuh belepotan dengan tanah lumpur yang becek karena memang tepat berada di area persawahan ,maka tak heran merekapun sering telat ketika masuk sekolah ,seragam pun ketika ingin tetap aman dan bersih harus mereka masukkan kedalam kantong plastik ,bagaimana dengan buku pelajaran ? ,masih minimnya buku bacaan saat itu memaksa mereka hanya mengandalkan ingatan ,buku tulis satu-satunya pun masuk kedalam kantong plastik berjejeran dengan seragam kumal mereka,semua di lakukan demi untuk mendapatkan pendidikan dan mengubah ekonomi mereka yang saat itu masih mengandalkan dari sektor pertanian.
Dan akhirnya perjuangan itupun takkan pernah menghianati hasil ,berkat perjuangan yang gigih itupun mereka berbeda dari kebanyakan di pedukuhannya ,mereka mampu membaca dan menulis  ,memahami keadaan dan mampu berkontribusi di tengah derasnya arus industrialisasi yang berada di sekitarnya.
Terus tanamkan pada generasi selanjutnya bahwa perlu untuk bersusah-susah ketika ingin mendapatkan sesuatu yang di inginkan ,selanjutnya ketika berhasil baru bersenang-senang menikmati indahnya perjuangan.

Comments

Popular posts from this blog

diapit dua perusahaan raksasa,karangasem punya pesona

antisipasi musim buwuhan yang membuat pengeluaran membengkak

Kupatan ,tradisi di Tuban menyambut Bulan Ramadlan