Nikah malam songo ,antara tradisi dan sebuah ikhtiar

sore yang indah di hari yang ke 28 an bulan Ramadhon pun menemukan pesonanya ,persiapan ini dan itupun di matangkan demi kesuksesan sebuah acara ,tak ketinggalan pula berkat pun berseliweran karena banyaknya yang sedang kirim do'a lewat sedekah untuk keluarganya yang telah meningggal .
malam itu begitu istimewa bagi kalender orang jawa terutama yang berdomisili di kota seribu gua ,Tuban .ada sebuah kepercayaan yang telah mengakar begitu kuatnya di kalangan masyarakat ,apa itu ,ia adalah pernikahan di malem songo (malam ke 29 di bulan Romadlon ) ,mengapa ini unik mari kita upas satu persatu.

1.dari segi keyakinan.

dalam hitungan ilmu jawa ada istilah weton ,hal ini di peruntukkan saat kedua calon akan melangsungkan pernikahan ,weton adalah garis lahir dari seseorang ,ia di lahirkan pada saat hari apa ,bulan ke berapa dan tahun apa ,ini adalah sebuah kearifan lokal dan sebuah kepercayaan yang mendarah daging dalam kepercayaan orang jawa ,karena sifat kehati-hatiannya dalam memandang akan sesuatu persoalan yang besar ,sebuah ilmu titen dan deskripsi leluhur tentang arah dan jalur seseorang berdasar hari lahirnya.Nah namun ada yang unik ,pada malem songo (malam ke 29 Romadlon,red) perhitungan tetek bengek yang seabrek itu bersifat netral ,tidak ada lagi nogo dino yang jelek ,apalagi nogo ulan ,ataupun nogo tahun ,semuanya menunjukkan satu sinyal yaitu lampu hijau yang berarti netral atau boleh.

2.dari sisi sebuah ikhtiar 

yang kedua ini agak jlimet karena adalah sebuah jalan tengah dimana menemukan titik terang dalam sebuah permasalahan ,seringkali tidak di ketemukan solusi ketika kedua calon mertua tidak sepakat pada jalur pernikahan ,maka malam songo di yakini mampu meredam itu .juga di khususkan untuk yang telah kebablasan dalam pergaulan ,yang seringkali berakibat pada pandangan masyarakat terhadap calon pengantin,maka malem songo adalah sebuah ikhtiyar (usaha,red) titik temunya.

ada yang unik pada pernikan malam songo ini ,terutama yang terjadi di kampung kampung yang jauh dari keramaian kota ,dimana acara akad nikah yang merupakan proses sangat sakral dalam pernikahan di laksanakan dengan sangat sederhana ,tanpa banyak jumlah undangan ,maupun riasan tempat acara ,juga aksesoris yang di pakai oleh kedua pengantin ,semuanya dalan koridor kesederhanaan demi untuk sebuah niat yang mulya demi membangun mahligai baru ,mengarungi bahtera kehidupan  .tentu saja untuk urusan resepsi pernikahan dan syukurannya bisa di pikir belakangan dan itu nomer ke 27.

demikianlah ulasan kali ini ,jadi barangkali ada yang masih kasak kusuk sana sini mendingan berpikir husnuddlon ( positif thinking,red) berbaik sangka saja dalam memandang  pernikahan malem songo ini ,dan jangan lupa berdoa semoga keduanya di berikan kekuatan untuk mengarungi bahtera kehidupan yang baru ,semoga Sakinah ,Mawaddah Wa rohmah. Amienn...

Comments

Popular posts from this blog

diapit dua perusahaan raksasa,karangasem punya pesona

antisipasi musim buwuhan yang membuat pengeluaran membengkak

Kupatan ,tradisi di Tuban menyambut Bulan Ramadlan